Tony Fernandes, Merit and DEB


Kita bukan nak bincang fasal Tony Fernandes dengan LCCT Labu nya tapi dalam blognya dia tulis sesuatu yang saya amat bersetuju dari dulu lagi.

"….Now wouldn't it be great if our GLCs took the same tack when hiring for the top posts? We needn't even have to look beyond our borders: Malaysia has a large and deep enough talent pool to supply a multitude of leadership candidates who can help our GLC’s compete on the world stage. I really cannot agree more with Nazir's call for the review and restructuring of the NEP. It is probably the single most important factor that is preventing Malaysia moving from good to great. I realize the important role it has played in narrowing the economic divide between races. But there is empirical evidence to show that there has been little incremental benefit over the past two decades. It's a 39-year-old machine that is broken, running on empty and which desperately needs to be fixed."

http://www.tonyfernandesblog.com/main.php/entrepreneurs/

Beberapa tahun lepas saya terfikir mengapa tidak diberi GLG kepada bijak pandai Cina dan India yang lahir dan berwarganegara Malaysia. Kita tahu dan pernah melalui pengalaman disekolah menengah yang pelajar Cina terutamanya, memang lebih banyak yang pandai.

Baru-baru ini saya bertemu seorang pembekal bahan cetak, seorang peniaga Cina. Dia merungut sebab banyak bisness dah hilang. Kebetulan, sehari sebelum itu saya baru saja bagi satu order dengan salesmannya. Saya ingat, salesman itu masih bekerja dengannya, rupanya salesman itu dah buka syarikat sendiri. Tapi saya tak pula bagi tahu fasal order itu.

Kami berbual sedikit fasal iklim ekonomi sekarang, dia bersetuju bila saya kata, potensi ekonomi Malaysia tidak banyak berubah. Kita 'stagnant", tak banyak kemajuan. Tahun 90'an sebelum krisis, kita sama level atau bawah satu takuk saja dengan Taiwan, Korea. Dulu popular dengan label 'Harimau Asia Timur'.Kita pun megahlah sebab kita pun termasuk dalam keluarga 'harimau' tu.

Sepuluh tahun dah berlalu, kita dah jauh tertinggal, sekarang kita tengah bersaing dengan Vietnam pula. Cambodia pun dah mula tunjuk taring susunya pada kita.Eh…apa dah jadi. Tahun 70'an, mak saya pergi shopping di Singapura sebab barang di sana murah.

Tahun 60'an, ramai wanita Hong Kong jadi 'maid' di Filipina. Tapi sekarang berapa ramai Filipino yang yang sanggup buat apa saja untuk jadi 'maid' di Hong Kong. Sudah terbalik.

Read the rest here



Comments
Loading...